Breaking News

Dor Dor Dor Dor !  PT Agro Bengkulu Selatan Tembak 4 Petani Bengkulu Selatan PPASDA Bersuara



Konflik Agraria Bengkulu Selatan Memanas, Lima Petani Ditembak Karyawan Perkebunan Sawit
Bengkulu Selatan, 25 November 2025 , MedanPers. Id
 Konflik agraria di Bengkulu Selatan kembali memanas setelah lima petani mengalami penembakan oleh karyawan PT Agro Bengkulu Selatan (ABS) pada Senin (24/11). 

Insiden tragis ini terjadi saat warga menolak aktivitas pembukaan jalan menggunakan buldoser di lahan sengketa Desa Kembang Seri, Kecamatan Pino Raya.Korban dalam kejadian berdarah ini adalah :
Linsurman (41), Edi Susanto (55), Edi Hermanto (52), Buyung (70), dan Suhardin. 

Empat korban lainnya terluka akibat tembakan, sementara Suhardin menderita luka akibat benda tajam. 

Buyung, yang berusia paling tua, dalam kondisi paling kritis.Konflik yang telah berlangsung sejak 2012 ini berakar dari pemberian izin lokasi seluas 2.950 hektare kepada PT ABS. Sejak itu, warga setempat terus berjuang mempertahankan hak atas lahan mereka yang kini bernilai ekonomi tinggi akibat perkebunan kelapa sawit.

Direktur Eksekutif Pusat Pengkajian Agraria dan Sumber Daya Alam (PPASDA), Muhammad Irvan Mahmud Asia, menilai penembakan ini sebagai puncak gunung es konflik agraria yang berlarut-larut di Indonesia. Ia menyoroti lemahnya respons pemerintah dalam penyelesaian sengketa yang berimbas pada kriminalisasi dan kekerasan terhadap petani.

"Ini bukan sekadar insiden, melainkan cerminan sistemik konflik agraria yang terus terjadi di berbagai daerah seperti Pulau Rempang dan Banyuwangi. Pemerintah harus bertindak adil dan transparan," tegas Irvan.
Bupati Bengkulu Selatan, Rifai Tajudin, telah membentuk tim khusus untuk mengkaji kasus ini dan memperkuat keamanan masyarakat. 

Namun, masyarakat menuntut tindakan tegas agar peristiwa serupa tidak terulang, termasuk pencabutan izin perusahaan yang diduga melakukan pelanggaran berat.

Kepolisian tengah menyelidiki insiden ini dan telah memeriksa sejumlah saksi, namun masyarakat berharap penyelidikan tidak berhenti pada pelaku langsung dari PT ABS, melainkan menelusuri akar permasalahan kebijakan yang memperlemah hak petani.

Data terbaru menunjukkan konflik agraria di Indonesia kian mengkhawatirkan, dengan 295 kasus pada 2024 melibatkan 1,1 juta hektare tanah dan berdampak pada lebih dari 67 ribu keluarga. Sektor perkebunan menjadi hotspot sengketa tertinggi, menegaskan perlunya reformasi kebijakan agraria yang berpihak pada rakyat.

Sidang kemanusiaan atas kasus Bengkulu Selatan kini menjadi sorotan nasional. 

"Haruskah hak petani kembali diabaikan dan kekerasan dibiarkan berlanjut? Jawaban atas pertanyaan ini menentukan masa depan keadilan agraria di Indonesia."
© Copyright 2022 - MEDAN PERS