
Indonesia, MedanPers. Id
Rocky Gerung Prediksi Ada Perombakan Besar usai 17 Agustus, Bakal Guncang Peta Politik Prabowo
Akademisi Rocky Gerung memprediksi akan terjadi perombakan besar-besaran dalam struktur kekuasaan nasional setelah peringatan Hari Ulang Tahun ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia 17 Agustus 2025.
Perombakan ini, kata Rocky Gerung, adalah momentum "radical break" sebuah istilah yang menurutnya menggambarkan reshuffle kabinet, reposisi elite, hingga pemutusan pengaruh dari pemerintahan sebelumnya.
“Setelah 17 Agustus pasti ada radical break. Maksudnya saya mau bilang reshuffle nggak enak (terlalu biasa)."
"Saya pakai istilah yang agak absurd lah, radical break. Radical break itu, satu kejadian yang pasti menggemparkan, setelah 17 Agustus,” ujar Rocky Gerung dalam program Rakyat Bersuara di iNews TV, Selasa malam (5/8/2025) dilansir WartaKotaLive.com.
Ia tidak menyebut secara spesifik bentuk peristiwa tersebut, namun akademisi itu mengisyaratkan kemungkinan terjadinya perombakan besar dalam struktur kekuasaan Presiden Prabowo Subianto.
Rocky menilai, pemicu terjadinya perombakan ini ditengarai keputusan Prabowo yang memberikan abolisi kepada eks Menteri Perdagangan Tom Lembong yang sempat dijerat kasus dugaan korupsi impor gula.
Serta amnesti kepada Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto atas kasusnya yang terbukti melakukan suap sebesar Rp 400 juta kepada Komisioner KPU periode 2017–2022 Wahyu Setiawan untuk memuluskan langkah Harun Masiku sebagai anggota DPR melalui mekanisme Pergantian Antar Waktu (PAW)
Dua kasus inilah yang melatarbelakangi terjadinya radical break.
Mantan dosen filsafat di Universitas Indonesia (UI) itu menyebut bahwa kasus yang menimpa Hasto dan Tom adalah “kasus pesanan” dari kekuatan tertentu.
Menurutnya, keputusan Presiden Prabowo dalam memberikan pengampunan ini adalah bentuk keberpihakannya terhadap suara rakyat, bukan elite politik tertentu tersebut.
Sehingga jika pengampunan itu tidak diberikan, maka legitimasi Prabowo akan digugat publik.
“Suara rakyat itu bicara kepada Tuhan, dan Prabowo mendengar suara itu. Maka ia bertindak,” tambahnya.
Menurutnya, keputusan Prabowo ini bukan sekadar keputusan hukum, tetapi bagian dari koreksi politik besar-besaran yang tentunya akan mengguncang peta perpolitikan Tanah Air, bukan hanya soal kursi menteri, tapi soal arah kekuasaan.
Rocky memprediksi peristiwa ini akan terjadi setelah tanggal 17 Agustus 2025.
Dalam kesempatan lain, Rocky Gerung pernah mengatakan pemberian amnesti maupun abolisi dari Prabowo akan mengundang kontroversi.
"Karena keputusan yang dibuat Presiden Prabowo juga kontroversial, kan dasar dari Keputusan itu menghilangkan pidana sebetulnya," ungkap Rocky Gerung, dikutip dari tayangan yang diunggah di kanal YouTube miliknya, Rocky Gerung Official, Senin (4/8/2025).
Kalau abolisi dan amnesti sudah diberikan, maka pasti ada konsekuensi politik lanjutan.
Konsekuensi jangka panjangnya yang akan terjadi menurut Rocky adalah cairnya hubungan antara Prabowo Subianto dengan Megawati Soekarno Putri.
Cairnya hubungan antara Prabowo dan Megawati akan memaksa Prabowo menentukan dengan siapa ia akan bersahabat, dengan Megawati atau tetap bersama Jokowi.
“Presiden Prabowo mesti memutuskan bersahabat dengan Ibu Mega artinya mengambil jarak dengan Jokowi, atau bersahabat dengan Jokowi artinya mengambil jarak dengan Ibu Mega,” ujarnya.
Rocky Gerung menilai, Prabowo tengah berkalkulasi untuk mendekat diri dengan Megawati.
Sinyal kedekatan keduanya semakin terlihat saat penutupan Kongres VI PDIP di Bali Nusa Dua Convention Center, Sabtu (2/8/2025) lalu.
Dalam acara itu, Megawati menyatakan arah politik PDIP ke depan, yakni tidak akan menjadi oposisi terhadap pemerintahan Prabowo, melainkan sebagai penyeimbang yang menjunjung tinggi konstitusi dan kepentingan rakyat.
"Selama ini, kan relasi seolah-olah dijadikan alat untuk menghitung, apakah Ibu Megawati yang akan menjadi sahabat politik kendati Ibu Megawati tetap berada dalam posisi penyeimbang atau Jokowi yang akan jadi semacam juga sahabat politik seterusnya oleh Presiden Prabowo," jelas Rocky Gerung.
Dengan demikian, relasi antara Prabowo dan Megawati semakin jelas terlihat.
"Jadi sebetulnya kita menonton, itu menandakan bahwa relasi antara Prabowo dan Megawati jelas lebih kental pada akhirnya dibanding relasi antara Prabowo dengan Jokowi," imbuh Rocky Gerung.
Pemberian amnesti kepada Hasto Kristiyanto juga menunjukkan bahwa Prabowo tidak ingin mengikuti keputusan hakim yang diduga telah diintervensi oleh Jokowi.
"Entah Pak Prabowo mau berdiplomasi atau menganggap bahwa Jokowi adalah elemen yang pernah ikut menentukan kemenangan Prabowo, tetapi fakta politik menunjukkan bahwa Hasto dilepaskan dari atau diberi pemaafan."
"Itu artinya tidak ada niat Prabowo untuk mengikuti keputusan hakim yang orang duga adalah hasil intervensi Jokowi," tegas Rocky Gerung.
Sumber : Rocky Gerung
Social Header