
Media pers Insiden yang sempat menjadi perhatian publik di Kabupaten Halmahera Selatan akhirnya menemui jalan damai. Peristiwa yang melibatkan seorang anggota Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) dengan salah satu mahasiswa saat pengamanan aksi unjuk rasa beberapa waktu lalu kini diselesaikan secara kekeluargaan. Dalam forum resmi yang digelar oleh Pemerintah Kabupaten Halmahera Selatan, kedua belah pihak menyatakan telah saling memaafkan dan memilih berdamai demi kebaikan bersama.
Rusli, anggota Satpol PP yang terlibat dalam insiden tersebut, secara terbuka menyampaikan permintaan maaf kepada Abdul Aziz, mahasiswa yang ikut serta dalam aksi demonstrasi pada 23 Juli 2025 lalu. Pertemuan berlangsung di Aula Kantor Bupati Halmahera Selatan, Labuha, dan dihadiri oleh perwakilan organisasi mahasiswa, tokoh masyarakat, serta sejumlah pejabat pemerintah daerah.
“Dengan tulus hati, saya menyampaikan permintaan maaf kepada saudara Abdul Aziz. Saya menyadari tindakan saya saat menjalankan tugas tidak sepenuhnya tepat. Semoga ini menjadi pelajaran berharga, baik bagi saya pribadi maupun bagi kami semua,” ujar Rusli.
Aksi unjuk rasa yang digelar mahasiswa saat itu bertujuan menyuarakan aspirasi terkait transparansi anggaran dan kebijakan daerah. Namun, ketegangan sempat terjadi di lapangan ketika aparat dan peserta aksi bersinggungan. Rekaman kejadian tersebut sempat tersebar di media sosial dan menuai berbagai respons dari masyarakat.
Menanggapi permintaan maaf itu, Abdul Aziz menyatakan bahwa dirinya menerima dengan lapang dada dan berharap semua pihak dapat mengambil hikmah dari kejadian tersebut.
“Saya terima permintaan maaf ini sebagai bentuk kedewasaan dan iktikad baik. Mahasiswa bukan lawan pemerintah atau aparat, kami hanya menyampaikan aspirasi demi perbaikan. Semoga ke depan, kejadian seperti ini tidak lagi terjadi,” ujar Aziz.
Ia juga menekankan pentingnya membangun komunikasi yang sehat antara mahasiswa dan pihak berwenang, agar proses penyampaian pendapat tetap berjalan damai tanpa gesekan.
Pemerintah Kabupaten Halmahera Selatan dalam kesempatan itu menyatakan bahwa pihaknya akan melakukan evaluasi terhadap standar operasional prosedur pengamanan di lapangan, serta memperkuat pelatihan bagi anggota Satpol PP dalam hal pendekatan persuasif dan humanis.
Sebagai penutup, prosesi damai antara Rusli dan Abdul Aziz dilakukan secara simbolis dengan berjabat tangan di hadapan peserta pertemuan. Momen ini menjadi penanda berakhirnya ketegangan serta dimulainya komitmen baru untuk membangun hubungan yang lebih baik antara mahasiswa dan aparat di Halmahera Selatan.
Langkah damai ini mendapat sambutan positif dari berbagai kalangan masyarakat, yang berharap agar penyelesaian serupa dapat menjadi contoh dalam menghadapi dinamika sosial ke depan—dengan menjunjung tinggi musyawarah, saling menghargai, dan semangat persatuan.
Social Header